Pendidikan Islam Pada Zaman Khulafa Rasyidin
Zaman
Modern sekarang ini, banyak anak muda yang sudah meninggalkan sejarah, terutama
tentang sejarah pendidikan islam. Dimana sejarah memberikan pemahaman tentang
Pendidikan islam pada zaman Rasulullah Saw sampai sekarang ini. Namun, pada
kenyataannya banyak sekali sejarah-sejarah islam yang sedikit demi sedikit
dihapuskan dari sanubari ummat islam sehingga ummat islam lupa akan
identitasnya sebagai muslim.
Pendidikan
adalah hal yang penting dalam kehidupan setiap manusia. Dengan pendidikan
manusia dapat menciptakan sesuatu yang dahulu tidak ada menjadi ada, yang
dahulu tidak mungkin menjadi sesuatu yang sangat mungkin. Maka islam sangat
memperhatikan pendidikan terutama pendidikan islam.
Pendidikan
islam adalah pendidikan yang diarahkan kepada perbaikan mental yang diwujudkan
dalam bentuk amal perbuatan, baik untuk keperluan diri sendiri maupun untuk
keperluan orang lain yang bersifat teoritis maupun praktis.
Pendidikan islam berlandaskan kepada Al-Qur’an, As-Sunnah, Pemikiran Islam
(Ijtihad), Sejarah Islam dan realitas kehidupan.
Islam
sangat memperhatikan Pendidikan, ini dibuktikan oleh sejarah yang menjelaskan
bahwa Rasulullah Saw sangat berjuang untuk mendidik pada zaman jahiliyah
walaupun diiringi dengan kecaman masyarakat, hinaan serta ancaman yang diterima
olehnya.
Rasulullah
Saw mengabdikan dirinya untuk Allah Swt dengan menyebarkan ajaran yang Haqiqi
yakni islam selama kurang lebih 23 tahun setelah diangkat ke-Rasulannya.
Pendidikan yang disampaikan bermula dari kota mekkah ditengah-tengah kaum
jahiliyah yang sangat tidak suka kepadanya. Di Mekkah, Pendidikan difokuskan
untuk memperbaiki Tauhid. Para kaum jahiliyah untuk keluar dari kebodohannya dalam hal aqidah.
Setelah
dari mekkah Rasul Saw melanjutkan dakwahnya dengan berhijrah dari mekkah ke
madinah. Di Madinah, Pendidikan yang disampaikan oleh Rasulullah Saw sangat
disambut baik dan disana Rasulullah Saw dapat berdakwah dengan sedikit bebas,
karena di Madinah sudah banyak orang islam yang menunggu Rasulullah Saw untuk
menyampaikan risalah yang diberikan Allah Swt kepadaNYA.
Pendidikan
islam tidak hanya dilakukan pada masa Rasulullah Saw saja, Setelah Rasulullah
Saw wafat, pendidikan islam dilanjutkan oleh Khulafaurrasyidin yaitu Abu Bakar
Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.
. A. Biografi
Khulafaurrasyidin
1. Abu
Bakar Ash-Shiddiq
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abi
Kuhafah Al-Tamimi dan mempunyai nama kecil yaitu Abdul ka’bah yang kemudian diubah oleh Rasulullah Saw menjadi Abdullah. Nama Abu Bakar
adalah suatu gelar yang diberikan oleh Rasulullah Saw kepada sahabat Nabi Saw
ini karena cepatnya dia masuk islam (al-sabuqunal awwalun yaitu golongan
pertama yang masuk islam). Sedangkan Gelar Ash-Shiddiq yang berarti
“membenarkan” adalah gelar yang diberikan kepadanya lantaran dia segera
membenarkan Rasulullah Saw dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj serta peristiwa yang
lainnya.
Abu Bakar Ash-Shiddiq dilahirkan dikota
mekkah pada bulan oktober tahun 572 M. Nama ayahnya adalah Utsman Bin Amir dan
nama ibunya adalah Ummu Khair Sakhar. Abu Bakar Ash-Shiddiq dilahirkan
ditengah-tengah keluarga yang terhormat yaitu dari suku Taim (ayah) dan suku
Quraisy (ibu).
Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat di madinah 23 Agustus 634 M. Masa kepemimpinannya
2,5 tahun.
2. Umar
bin Khatthab
Nama lengkapnya adalah ‘Umar bin
Al-Khattab. Umar dilahirkan ditengah suku adi yang merupakan salah satu rumpun
suku Quraisy. Umar dilahirkan di Mekkah tahun 581 M.
Nama ayahnya Khaththab bin Nufail Al-Mahzumi Al-Quraisyi dan nama ibunya
Hantamah binti Hasyim yang keduanya merupakan keturunan dari suku adi. Umar
mendapat julukan dari Nabi Saw yaitu Al-Faruq.
Umar bin khattab dikenal sebagai pemuda
yang pemberani, bahkan banyak yang takut dengan keberaniannya. Umar adalah
sahabat yang sebelumnya tidak memeluk islam ketika Nabi Saw menerima wahyu
pertama bahkan Umar ingin sekali membunuh Nabi Saw. Namun, pada akhirnya Umar
bin Khattab luluh ketika mendengar Fatimah adiknya sendiri membacakan surat
thoha ayat 1-8 sehingga Umar bin Khattab masuk islam dan ketika itulah
Rasulullah Saw mulai berdakwah dengan terang-terangan karena telah mendapat
perlindungan dari Umar bin Khattab. Umar wafat di madinah 7 november 644 M.
3. Utsman
bin Affan
Nama lengkapnya adalah Utsman bin
Affan Zunnurain.
Lahir di Taif pada tahun 574 M. Utsman lahir dari keturunan Bani Umayyah, nama
ibunya adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Utsman juga merupakan salah satu
dari As-Sabiqun Al-Awwalun. Diberikan julukan Zunnurain karena Utsman telah
menikahi puteri kedua dan ketiga dari Rasulullah Saw yaitu Ruqayah dan Ummu
Kultsum. Utsman wafat di madinah 17 juli 656 M.
4. Ali
bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib merupakan
Khalifah yang terakhir pada masa Khulafaurrasyidin. Lahir di Mekkah daerah
Hejaz, jazirah Arab. 13 Rajab 599 M. Ali bin Abi Thalib juga seseorang yang
paling pertama masuk islam dikalangan anak kecil. Ali bin Abi Thalib juga
merupakan Sepupu sekaligus menantu karena telah menikahi putri Rasulullah Saw yaitu Fatimah
Az-Zahra.
Dari segi keturunan, Ayahnya yakni
Abu Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf adalah kakak kandung
dari Ayah Nabi Saw (Abdullah bin Abdul Muthalib). Sementara Ibunya bernama
Fatimah binti Asad bin Hasyim bin Abdul Manaf. Ketika lahir, ibunya memberi
nama Haidarah, namun sang ayah kemudaian menggantinya dengan nama Ali.
Ketika berusia 6 tahun, Ali diasuh oleh Nabi Saw. Seperti halnya sang Nabi
pernah diasuh oleh orang tua Ali. Dan ketika Ali berumur 10 tahun, Muhammad Saw
diangkat menjadi Rasul. Ali wafat di irak 28 januari 661 M.
B. Pola Pendidikan Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
1.
Masa Abu Bakar al-Shiddiq (632-634 M)
Pendidikan
dimasa ini tidak banyak mengalami perubahan sejak masa Rasulullah SAW. Yakni
berkisar pada materi pendidikan seputar tauhid, akhlak, ibadah, kesehatan.
a. Pendidikan keimanan (Tauhid) yaitu
menanamkan bahwa satu-satunya yang wajib disembah adalah Allah.
b. Pendidikan
Akhlak, seperti adab masuk rumah orang lain, sopan santun bertetangga, bergaul
dalam masyarakat dan lain sebagainya.
c. Pendidikan
Ibadah, seperti pelaksanaan sholat, puasa dan haji.
d. Kesehatan,
seperti kebersihan, gerak gerik dalam shalat merupakan didikan untuk memperkuat
jasmani dan rohani.
Ahmad Syalabi menegaskan
lembaga untuk belajar membaca dan menulis pada saat itu disebut dengan Kuttab
setelah masjid yang juga berfungsi untuk tempat belajar, ibadah dan musyawarah.
Sedangkan pusat pembelajaran pada masa ini adalah kota madinah dan tenaga
pendidiknya adalah para sahabat Rasulullah Saw. Yang terdekat.
2. Masa Umar bin Khatthab (634-644 M)
Pola
pendidikan pada masa ini juga tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya, namun
mengalami perkembangan. Beliau mengadakan penyuluhan di kota madinah. Beliau
juga menerapkan pendidikan di masjid-masjid dan mengangkat guru dari
sahabat-sahabat untuk tiap-tiap daerah taklukkan yang tidak hanya bertugas
mengajarkan Al-Qur’an, akan tetapi dibidang fiqih juga. Adapun tenaga pengajar
berasal dari sahabat yang senior yaitu Abdurrahman bin Ma’qal dan Imran bin
Al-Hasyim (di basrah), Abdurrahman bin Ghanam (syiria), Hasan bin Abi Jabalah
(di Mesir).
Adapun
materi pelajaran yang diberikan meliputi membaca dan menulis Al-Qur’an dan
menghafalkannya serta belajar pokok-pokok agama Islam. Pada masa ini juga
terdapat pengajaran bahasa arab, karena orang yang baru masuk islam dari daerah
yang ditaklukkan harus belajar dan memaham pengetahuan Islam.
Pendidikan
dikelola dibawah pengaturan gubernur yang berkuasa saat itu, serta diiringi
kemajuan diberbagai bidang, seperti jawatan pos, kepolisian, baitulmal dan
sebagainya. Adapun sumber gaji para pendidik pada waktu itu diambil dari daerah
yang ditaklukkan dan dari baitulmal.
3. Masa Utsman bin ‘Affan (644-656 M)
Pada masa ini terdapat
kebijakan bahwa sahabat berkenan untuk keluar dari madinah dan menetap ditempat
yang mereka sukai, karena pada masa sebelumnya sahabat dilarang keluar dari
madinah. Kebijakan yang dibuat Utsman bin Affan ini membuat para penuntut ilmu
tidak merasa kesulitan lagi untuk belajar ke madinah.
Khalifah
Utsman bin Affan merasa cukup dengan pendidikan yang sudah berjalan, namun
begitu ada satu usaha yang cemerlang yang telah terjadi pada masa ini dan
sangat berpengaruh luar biasa bagi pendidikan islam, yaitu mengumpulkan tulisan
ayat-ayat Al-Qur’an. Penyalinan ini terjadi karena perselisihan dalam bacaan
Al-Qur’an. Berdasar hal tersebut, Khalifah Utsaman memerintahkan kepada tim
yang dipimpin oleh Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Zaid bin Ash dan
Abdurrahman bin Harits.
4. Masa Ali bin Abi Thalib (656-611 M)
Pada masa pemerintahan yang tidak stabil selama
enam tahun ini pendidikan islam mendapat hambatan dikarenakan khalifah sendiri
tidak sempat memikirkannya terlalu sibuk untuk menyelesaikan permasalah politik
dan pemberontakan yang disebabkan oleh kebijakan Khalifah yang memecat
gubernur-gubernur yang diangkat oleh khalifah sebelumnya namun kebijakan
tersebut ditolak dan bahkan banyak yang tidak mengakui kekhalifahan Ali bin Abi
Thalib. Dengan begitu, berarti pola pendidikan tidak jauh berbeda dengan
masa-masa sebelumnya yang sudah berjalan
C. Pusat dan Sistem Pendidikan Islam
Perkembangan penyampaian ajaran islam
bukan hanya di mekkah dan madinah tapi lebih luas dari pada itu, yaitu di
pusat-pusat wilayah yang baru dikuasai oleh islam, maka berdirilah pusat-pusat
pendidikan yang memberikan pengajaran agama islam kepada para penduduk setempat
ataupun para penduduk yang datang dari daerah lain.
Pada masa pertumbuhan islam terdapat
beberapa madrasah yang terkenal, yaitu sebagai berikut :
1. Madrasah
Mekkah
2. Madrasah
Madinah
3. Madrasah
Basrah
4. Madrasah
Kufah
5. Madrasah
Damsyik (Syam)
6. Madrasah
Fistat (Mesir).
Pusat-pusat
Pendidikan pada masa Khulafaurrasyidin dan sahabat atau guru yang dikirim ke
luar Jazirah Arab adalah sebagai berikut :
1. Mekkah,
guru pertama di Mekkah adalah Muaz bin Jabal yang mengajarkan Al-Qur’an dan
fiqh.
2. Madinah,
Sahabat yang terkenal di Madinah, antara lain Abu Bakar, Utsman bin Affan, Ali
bin Abi Thalib, dan sahabat lainnya yang mengajarkan membaca dan menulis dan
lain-lain.
3. Basrah,
Sahabat yang termasyhur di Basrah, antara lain Abu Musa Al-Asy’ari, seorang
ahli fiqh dan Al-Qur’an.
4. Kuffah,
Sahabat-sahabat yang termasyhur di Kuffah adalah Ali bin Abi Thalib dan
Abdullah bin Mas’ud. Abdullah bin Mas’ud mengajarkan Al-Qur’an. Ia adalah ahli
tafsir, hadist dan fiqh.
5. Damsyik
(Damaskus/Syam). Setelah Syam menjadi bagian Negara islam dan penduduknya
banyak yang beragama islam, Khalifah Umar mengirimkan tiga orang guru ke Negara
itu, yaitu Mu’az bin Jabal, Ubaidah, dan Abu Darda’. Ketiga sahabat ini
mengajar ditempat yang berbeda di Syam. Abu Darda’ di Damsyik, Mu’az bin Jabal
di palestina, dan Ubaidah di Hims/Mesir.
6. Mesir,
Sahabat yang mula-mula mendirikan madrasah dan menjadi guru di Mesir adalah
Abdullah bin Amru bin Ash. Ia adalah seorang ahli hadist.
Sedangkan sIstem pendidikan islam secara
umum pada masa Khulafaurrasyidin dilakukan secara mandiri, tidak dikelola oleh
pemerintah, kecuali pada mada Khalifah Umar bin Khattab yang turut ikut campur
dalam menambahkan materi kurikulum pada lembaga kuttab. Materi pendidikan islam
yang diajarkan pada masa Khalifah sebelum Umar bin Khattab, untuk pendidikan
dasar yaitu :
1. Membaca
dan menulis
2. Membaca
dan menghafal Al-Qur’an
3. Pokok-pokok
agama islam, seperti wudhu, shalat, shaum dan sebagainya.
Ketika Umar bin
Khattab diangkat menjadi Khalifah, Ia menginstruksikan kepada penduduk kota
agar anak-anak diajari:
1. Berenang
2. Mengendarai
unta
3. Memanah
Sedangkan materi
pendidikan pada tingkat menengah dan tinggi terdiri dari :
1. Al-Qur’an
dan tafsirnya
2. Hadist
dan pengumpulannya
3. Fiqh
(tasyri’)
Pusat dan system pendidikan ini terus
berlanjut sampai pada khalifah terakhir Ali bin Abi Thalib.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul
Munir, 2009, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah.
Kodir, Abdul, 2015,
Sejarah Pendidikan Islam Dari Masa Rasulullah Hingga Reformasi di Indonesia,
Bandung: Pustaka Setia.
Nizar, Syamsul,
2008, Sejarah Pendidikan Islam,
Jakarta: Prenada Media.
Sjalaby, Ahmad, Sedjarah
Pendididikan Islam, Djakarta: Bulan Bintang.
Sucipto, Hery,
2003, Ensiklopedi Tokoh Islam Dari Abu Bakr hingga Nasr dan Qardhawi,
Bandung: Hikmah.
Yunus, Mahmud,
1989, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Hidayakarya Agung.
Subhanallah, Dari awal Islam tidak melupakan pendidikan untuk generasi2 seterusnya, sehingga banyak tokoh2 yang hebat muncul pada zamannya, namun apa daya sekarang, islam malah de kesampingkan. Kita islam tapi kita hilang dari nilai2 islam itu sendiri.
BalasHapus