Bagaimana Worldview Islam dalam memandang COVID-19 ?
Setiap manusia memiliki cara pandangnya masing-masing dan cara
pandang tersebut membentuk satu cara pandang dalam sebuah masyarakat yang
merupakan akumulasi dari historis dan kultural yang membedakannya dengan
masyarakat lain. Dari cara pandangnya tersebut akan berdampak kepada berbagai
macam hal yaitu melihat realitas, cara berperilaku, ekspesi bahasa, dan alat
kehidupan. Cara pandang itulah disebut dengan Worldview yang di
populerkan oleh Immanuel Kant dengan bahasa jermannya Weltanschauung. Istilah
ini digambarkan sebagai susunan kepercayaan yang melandasi pemikiran dan sikap
manusia.
Dilihat dari etimologis, worldview terdiri dari dua kata yaitu world
berarti dunia dan view berarti pandangan. Dalam bahasa Indonesia
worldview bisa berarti pandangan alam, pandangan dunia ataupun pandangan hidup.
Dalam istilah lain dari worldview adalah falsafah hidup, filsafat hidup.
Dilihat dari terminologis, Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi berusaha
mengumpulkan definisi dari beberapa ahli sehingga dapat disimpulkan bahwa
worldview memiliki makna-makna sebagai berikut: pertama, worldview
adalah sistem kepercayaan asasi yang
integral di dalam jiwa manusia. Kedua, dimensi worldview terdiri atas
pikiran dan perasaan manusia. Ketiga, worldview memberikan penjelasan
mengenai realitas dan makna eksistensi sesuatu. Keempat, worlview ikut
adil dalam keberlangsungan dan perubahan moral sosial. Kelima, worldview
menjadi pondasi dalam perilaku manusia termasuk kegiatan ilmiah dan teknologi. Keenam,
worldview adalah faktor penting dalam penalaran paradigma. Ketujuah, worldview
sama halnya paradigma yang mengenyediakan nilai, standar dan metodologi.
Dilihat dari teknis, worldview dibentuk dan dibangun dari beberapa
konsep yang tercipta dari benak seseorang. Apabila diteliti, berbagai konseo tersebut
adalah kumpulan dari jawaban dari pertanyaan dasar dalam kehidupan. Pertanyaan
tersebut conothnya dasar bagi kepercayaan seseorang tentang sesuatu, hakikat
tempat hidup manusia, tujuan hidup manusia, standar baik serta buruk, dan
keberadaan jiwa setelah meninggal. Ketika pertanyaan tersebut di jawaban dengan
seksama, maka dengan itu terciptalah satu kernagka pandangan yang dengannya ia
memahami dan menafsirkan dunia dan kehidupan.
Dalam islam, worldview itu adalah akidah itu sendiri. Sebenarnya, kalimat
syahadat itu adalah gerbang untuk masuk islam dan terjadi perubahan
pandangan hidup seseorang. Seorang muslim apabila telah mengucapkan kalimat syahadat
maka dia akan menerima konsekusensi sebagai muslim yang baik dan akan
mengalami perubahan dlaam memangang realitas dan kebenaran.
Menurut Hamid Fahmi Zarkasyi yang di kutip dari berbagai ahli
mengatakan pengertian worldview islam disempitkan sebagai berikut. Pertama, worldview
islam diawali dengan kesaksian kepada tauhid. Kedua, dari tauhid
tersebut maka terbentuklah satu gugusan keyakinan yang lebih kompleks dari
seorang muslim. Ketiga, keyakinan tersebut menjadi operasional karena ditampih
menggunakan akal serta bersifat arsitektonik. Keempat, keyakinan itu
menjadi cara pandangan muslim dalam menilai realitas, kebenaran dan menjelaskan
eksistensi dari yang terlihat maupun yang tak kasat mata. Kelima, fase
berikutnya keyakinan tersebut berubah menjadi landasan tindakan manusia yang
bersifat personal dan sosial serta ilmiah dan teknologis. Keenam, akhirnya,
keyakinan tersebut menjadi aturan (nidzam) yang lebih kompleks.
Islam sebagai agama peradaban sudah sempurna sejak mulanya. Ketika
tauhid diandaikan sebagai sebuah benih dari pohon yang besar yang bernama
worldview islam yang daunnya dan buahnya adalah berbagai perilaku dan sistem
kehidupan maka bukanlah sesuatu yang mustahil. Apa yang disebut dengan sistem
kehidupan itu adalah berasaskan kepada tauhid atau islam itu sendiri. Sehingga
dengan worldview islam maka terciptalah tradisi intelektual yang menjadi
prasyarat membangun peradaban yang kokoh.
Al Qur’an dan Sunnah merupakan faktor esensial dalam worldview
islam. Menurut Alparslan Acikgenc, worldview islam disebut quasi-scientific
worldview, maksudnya worldview islam tidak sepenuhnya santifik karena ada
faktor wahyu disana dan sunahnya yang menjadi rujuan dasar dari worldview
islam. dari keduanya maka semakin kokoh lah worldview islam dan jika dihadapkan
dengan berbagai ilmu pengetahuan dan peradaban kuno, ia mempu menyerapnya
tetapi tidak begitu saja, tetapi melalui beberapa mekanisme yang bagus,
sehingga adanya proses reproduksi ilmu pengetahuan berdasarkan kepada worldview
islam.
Worldview islam adalah mengintegrasikan aspek materi dengan aspek
metafisik dan memandang relaitas dengan menghubungkan yang Metafisik.
Sebagaimana kita tahu COVID-19 yang menjadi pandemi di berbagai dunia, bahkan
beberapa negara menggunakan kebijakan lockdown menjadi perhatian
bersama. Dalam memandang hal ini worldview islam tentu mengaitkan suatu
realitas dengan Allah. Worldview islam melihat virus harus dimakukkan kepada
aspek ilahiyyah dan ukhrowy. Sebenarnya virus itu datangnya dari
Allah dan digerakkan dari Allah, karena virus itu tidak mempunyai kemauan (irodah)
dalam bertindak, ia didatangnya dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
Dengan adanya virus ini, Allah mempunyai maksud tertentu yang ingin disampaikan
yaitu bisa merupakan taguran, pelajaran atau hukuman agar senantiasa
mendekatkan diri kepada Nya.
Sebagai tindakan preventif, kita sebagai ummat muslim harus
menghormati keputusan dari berbagai pihak yang otoritatif di bidang untuk mematuhi aturan-aturan yang sudah di tetapkan. Tetapi jangan lupa untuk selalu berdoa dan mendekatkan diri kepada
Allah karena kematian telah ditetapkan oleh Nya.
Komentar
Posting Komentar