Napas Terakhir Dari Bangsa Moor
Kecermelangan
peradaban islam dalam menguasai dunia telah menjadi bukti bahwa penyebaran
islam dan menguasaannya tersebar di berbagai tempat baik timur dan barat.
Penguasaan islam terhadap semenanjung Iberia, Asbania dan Andalusia menjadi
bukti bahwa islam telah sampai di eropa. Andalusia yang menjadi representatif
dari masyarakat eropa dulu telah di kuasai oleh islam yang menimbulkan ladang
ilmu pengetahuan yang sangat kental. Kecemerlangan Andalusia di bawah
pemerintahan islam berlangsung selama hampir 8 abad. Bermula dari pasukan
Thariq bin Ziyad yang menguasai Andalusia pada tahun 711 M. Namun kekuatan itu
telah lenyap sekarang dan hanya tingga sisa-sisa dari peradaban itu.
Pierto
del Suspiro Del Moro artinya adalah napas terakhir dari orang moor atau orang islam.
Nama ini adalah nama sebuah gunung tempat dimana rombongan Sultan Muhammad XII
khilafah terakhir kesultanan Granada yang terpaksa meninggalkan Istana Alhambra
karena di usir oleh Raja Ferdinand dan Ratu Isabella.
Andalusia
Sebelum Islam
Andalusia
atau andalus merupakan nama Arab untuk jazirah Iberia yang pada masa sekarang
di kenal sebagai Spanyol dan Portugis. Orang-orang mendiami Andalusia jauh
sebelum kedatangan bangsa Goth dan bangsa Vandal, bahkan sebelum bangsa Celtik
yang mendahului keduanya. Kata Andalusy adalah kata dalam bahasa arab yang menyebutkan
kaum Vandal, dan dengan mengganti huruf terakhir, dari syin menjadi sin,
kata ini berubah menjadi Andalus.
Di katakan
juga bahwa beberapa keluarga bangsawan Yahudi paling terhormat pindah dari
Palestina ke Andalusia dalam rangka melarikan diri dari buruan tentara Raja
Nabuchadnezzar yang menginvansi kerajaan Kuno Judah dan menghancurkan Kuil
Sulaiman di Yerussalem pada 586 SM. Bangsa Yunani dan Romawi juga mendiami
Andalusia dan menjadi makmur di sana, sebab pada waktu itu Andalusia merupakan
tempat yang memiliki cadangan emas dan perak.
Mereka
mengatakan bahwa pada zaman dahulu ada sebuah istana di Toledo yang di bangun
oleh raja bijak, karena sebelumnya mereka telah meramalakan kelak Andalusia
akan di serbu orang-orang Afrika, maka dengan di bangunnya bagunan di Toledo
terserbut di dalamnya ada sebuah mantra magis khusus di salah satu raungannya
yang dapat melindungi negaranya selama beribu-ribu lamanya. Tetapi jimat yang
telah di jaga dan dilindungi, namun di langgar oleh Raja Roderick yang lalim
yang menghantarkan kehancuran bagi negaranya.
Kedatangan
Islam di Andalusia
Sebelum
membahas tentang kemanangan kaum Muslimin, mari bahas asal muasal dari
penyerangan Thariq bin Ziyad ke Andalusia. Dikatakan bahwa Ilyan, yang saat itu
menjabat Gubenur Tangier dan Ceuta di bawah naungan Raja Roderick, mengirim
putrinya untuk di didik di Toledo, yang pada saai itu merupakan ibu kota dari
Kerajaan Visigoth. Raja Roderick pun jatuh cinta dengan putri dari Ilyan
tersebut, namun di tolak sehingga sang Raja memperkosanya. Mendengar kata Ilyan
kemudian pergi menemui Musa ibn Nusayr yang sebagai Gubenur Muslim di Afrika
Utara. Ilyas memberitahu Musa untuk membalaskan denamnya kepada Rajanya dan
menyarankan Musa untuk menaklukan Andalusia. Namun respon dari Musa menyuruh
Ilyas untuk pulang dengan memerintahkan untuk membuat kekacauan di negaranya,
dengan itu maka tentara Muslim masuk ke Andalus.
Setelah
itu Ilyas pulang dan Musa menulis surat kepada Khalifah al Walid ibn ‘Abd al
Malik di Damaskus da mendapat restu dari khalifah untuk menyerang Andalusia.
Mendengar keberhasilan Ilyas dalam menggrebek masuk ke Andalus, Musa mengutus
Thariq bin Ziyad dengan pasukan sekitar 12.000 terdiri dari bansga arab dan
barbar untuk menyerang Andalusia.
Para
sejarawan sepakat menyatakan bahwa kedatangan islam ke Andalusia secara
tuntasnya di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad yang telah memimpin pasukan untuk
menyebarang lautan Giblatar menuju Semenanjung Iberia itu. Thariq ibn Ziyad
masuk ke wilayah dengan membawa tentara sebesar 7000 pasukan. Sebagian besar
tentaranya adalah bangsa barbar, dan sedikit bangsa arab. Pasukan islam yang
7000 itu berhadapan dengan tentara Visigoth yang kekuatannya berjumlah 100.000
tentara bersenjata lengkap. Lalu untuk meningkatkan semangat kepada ummat islam
maka Thariq ibn Ziyad membakar kapal mereka, ini menunjukkan tekad darinya yang
kuat untuk mememangkan peperangan.
Dan
pada akhirnya kemenangan pun dipihak ummat islam. Kemenangan tersebut juga di
dukung dengan persoalan internal kerajaan romawi, yaitu perebutan kekuasaan
antara yahudi dengan Kristen yang melemahkan kekuatan mereka sehingga pasukan
Thariq ibn Ziyad terus menguasai Andalusia dari kota Cartagena sehingga sampai
ke Cordiba dan Toledo. Sejak saat itulah islam mulai terebar ke seluruh
Andalusia dan bemulalah penguasaan Bani Umaiyyah di Andalus.
Tercatat
bahwa Kaum Muslimin pertama yang benar-benar mendarat di Andalusia sudah lebih
dari 60 tahun amanya sebelum penaklukan Thariq bin Ziyad, selama kekhalifahan
Utsman bin Affan r.a. pada dua kemempatan yang berbeda sekitar tahun 648 atau
27 H. Tetapi kedua serangan ini sifatnya lebih sebagai pendaratan yang ekploratif
dan terlaksana lebih karena kebutuhan untuk mengambil barang-barang segar di
kapal. Namun pendaratan kaum Muslimin pada tahun 711 lah yang merupakan
kejadian yang telah di ramalkan dan amat di takuti oleh orang-orang Yunani.
Pemerintahan
Islam di Andalusia
Secara
umum, pemerintahan islam di Andalusia memfokuskan dan mementingkan kepada
membangun peradaban dari segi keilmuan, sosial dan masyarakat. sejarawan pada
umumnya mengakui bahwa islamlah yang membawa masyarakat eropa menjadi berilmu,
yang sebelumnya mereka hidup dalam kegelapan dan kejahilan. Para ilmuan pun
mulai bermuculan seperti Ibnu Rush atau di kenal oleh orang barat Averoes,
filusuf yang sangat mempengaruhi perkembangan pemikiran dunia barat. Juga lahir
tokoh seperti az Zuhrawi yang lahir di Cordoba, ia sangat di kenal sebagai
manusia pertama yang memperkenalkan teknik operasi bedah. Eksiklopedia tentang
teknik pembedahan menjadi rujukan dunia kedokteran di barat. Ada pula az
Zirkalli, seorang astronom yang memperkenalkan pengetahuan astrobole, sebuah
instrumen yang digunakan untuk mengukur jarak sebuah bintang dari horizon bumi
yang dijadikan navigasi dalam transportasi laut.
Bahkan
peradaban yunani pun mungkin akan tenggelam kalau saja tidak disematkan melalui
penerjemah ke dalam bahasa arab oleh sarjana islam di bawah para khalifah yang
sangat mendorong kemajuan ilmu, karena pada dasarnya islam tidak menghalangi
ilmu. Barat tanpa adanya peran islam mungkin akan berbeda dengan sekarang. M.
Natsir di dalam makalahnya mengatakan bahwa peradaban barat adalah peradaban
yang dibangun dengan cara menerjemahkan ilmu-ilmu yang telah di abadikan oleh
ulama dan ilmuan islam dari berbagai sumber, M. Natsir menyebutnya sebagai
zaman terjemahan.
Benteng
Terakhir dan Jatuhnya Andalusia
Cordova
yang masyhur di dalam bahasa Arab sebagai al Qurtubah merupakan
Bandar terakhir di bawah penguasaan islam sebelum Andalusia jatuh sepenuhnya ke
atas tangan golongan Kristian. Setelah 800 tahun islam berkuasa di Andalusia,
tepatnya ada tanggal 2 Januari 1492 Sultan harus menyerahkan Tahtahya kepada
Ratu Isabela dan Raja Ferdinad dan setelah itu, Sultan Muhammad XII diusir dan
harus menyeberangi selat Gibraltar dengan kekalahannya dan perasaan sedihnya.
Kemudian rombongan ini menuju Maroko, tempat pembuangan keluarga Sultan. Karena
itu tempat rombongan terdiam dan menatap terakhir kalinya Istana Al hambra yang
disebut Puerto del suspiro del moro.
Kekuasaan
selalu menyimpan teka teki dan konspirasi. Raja Ferdinand yang awalnya
seolah-olah membantu Sultan Muhammad XII meraih tahta setelah berebut kekuasaan
dengan saudaranya, malah berbalik arah untuk menggulingkan Sultan. Penghianatan
Isabella dan Ferdinand sudah sangat susah untuk dilawan. Pada tanggal 2 Januari
pasukan di dua kerajaan Iberia kuno, Aragon dan Castille berhasil merebut dan
megalahkan kota Granada . Dua pemimpin kerajaan tersebut Raja Ferdinand dan
Ratu Isabella bersatu dalam sebuah pernikahan dan keduanya mendapat julukan The
Chatolic Kings dan pasukan Kristen merayakan kemenangannya atas islam.
The
Chatolic kings mengeluarkan perintah dan memberikan pilihan kepada ummat islam dan
yahudi untuk masuk Kristen atau diusir. Faktanya, banyak sekali yang masukk
khatolik karena takut di bunuh da nada juga yang melarikan diri keluar dari
Andalusia. Sejak saat itulah kawasan Eropa bebas dari muslim sampai
berabad-abad lamanya.
Pada
tanggal 31 Maret 1492, Raja Ferdinand dan Ratu Isabella mengeluarkan Edict
of Implusion atau perintah pengusiran bagi rakyat Yahudi. Mereka di berikan
dua pilihan, pertama dibaptis menjadi Kristen dan kedua di usir
keluar dari Andalusia. Orang yahudi yang selama berpuluh-puluh tahun hidup
sejahtera atas payung pemerintahan islam, setelah kelaurnya perintah ini
sebayak 80.000 orang yahudi melarikan diri ke Portugal dan 50.000 lagi mencari
suaka ke wilayah baru islam, yaitu Khalifah Ustman di Turki. di Turki mereka
disambut dengan baik dan mendapat perlindungan. Dampak dari perintah itu, dari
April hingga Agustus tahun 1492 sebanyak 150.000 yahudi meninggalkan spanyol.
Semoga dengan hadirnya tulisan ini, dapat direnungkan
dan dipelajari bahwa dulu peradaban islam sempat berjaya dan sekarang giliran
kita sebagai seorang muslim membuat peradaban islam bangkit kembali dari
keterpurukan.
Komentar
Posting Komentar