Futuhat Ummat Muslim di Mata Mereka
Berbagai futuhat ummat islam terutama di masa khulafau rasyidin menjadi sorotan dari beberapa pihak. Salah satunya George Alfred Leon
Sarton yang mengatakan bahwa setelah 200 tahun Nabi Muhammad wafat peradaban
islam menjadi superior, tentu ini waktu yang sangat cepat dalam menguasai
dunia. Padahal sebelum diutusnya Nabi Muhammad ke jazirah arab, peradaban arab
yang jahiliah itu mengalami keterpurukan moral, bahkan hanya menjadi penonton
perlombaan imperium Persia dan Byzantium. Beliau berpendapat bahwa salah satu
kunci sukses peradaban islam dalam menghegemoni peradaban lain ketika itu ialah
dengan berpegang kepada kita suci. Inilah salah satu pengakuan barat tentang
futuhat islam yang bersamanya terdapat ruh ilahi sehingga dapat dengan mudah
menguasai dunia.
Berbagai reaksi dari kaum yang di
taklukan pun menjadi sebuah kajian yang penting. Dikarenakan menyajikan sebuah kaca mata baru dalam melihat penaklukan muslim dari
prespektif kaum yang di taklukan. Ada beberapa respon dari kutukan Sophronius
hingga pengakuan Mar Gabriel yang membanga-banggakan kedatangan islam,
dikarenakan lebih baik daripada rekan mereka di Byzantium. Kajian ini akan
membahas respon dari suara Kristen, Yahudi dan bahkan Cina yang sempat di
tangkap oleh pasukan muslim ketika di Transoxania.
Respon pertama datang dari seorang penduduk asli Damaskus tetapi menetap di
Palestina, yaitu Sopharonius. Ia belajar ke Alexandria sekitar tahun 578 hingga
583, selesai dari kota itu ia pun kembali ke Palestina untuk menjadi Pendeta di
Biara St Theodosius dekat Yarusalem. Sebelum pasukan Muslim menyerang, ia sudah
merasakan kebrutalan invansi Persia pada tahun 614 yang mana gereja dan
pemukiman mengalami kerusakan parah, sehingga memungkinkannya pindah ke Roma
dan ia juga menetap di Afrik Utara.
Sebagai partiark dan pemimpin politik di Yarusalem ia menghadapi pasukan
Muslim. Di dalam suratnya, yang munkin di tulis pada tahun 634 ia berharap
kepada raja Heraclius diberi kekuatan untuk menghancurkan pasukan Muslim yang keji
dan tak bertuhan ketika para pasukan muslim telah menguasai Bethlehem. Ia
memandang bahwa pasukan Muslim adalah hukuman dan kemurkaan Tuhan terhadap
Kristiani, karena penyebaran bid’ah dan herecy diantara mereka. Hal ini
juga di setujui oleh seorang Nestorian John bar Penkaye, namun baginya Gereja
Chalcedonia yang didukung otoritas Byzantium adan Monophysites adalah musuh
yang nyata. Selain itu ia juga berpendapat pasukan muslim adalah instrumen
Tuhan, pemerintahannya boleh jadi baik atau buruk tergantung pada perilaku
Kristiani sendiri.
Adapun Pseduo-Methodus yaitu Uskup Methodius dari Olimpus yang lebih
ekstrim menghujat pasukan muslim dengan menuliskan sebuah artikel tentang
kiamat yang terjadi karena invansi pasukan Muslim. Di dalam tulisan itu ia menggambarkan
futuhat muslim sebagai hari kiamat karena pembunuhan, penganiayaan, merusak
kota, dan menuntut bayaran pajak yang menindas. Selain itu tidak kalah
brutalnya, John dari Nikiu yang memandang sinis pasukan muslim. Ia berpendaat
bahwa penaklukan muslim di Mesir lebih berat dari pada kerajaan Fir’aun, ia
menggambarkan pasukan muslim ketika menaklukan Fayyum dengan pembunuh dan
mengambil harta, bahkan ia memiliki kata-kata kasar untuk pasukan muslim.
Selanjutnya, seorang kepala biara di Qartmin, yaitu Mar Gabriel memiliki
hubungan baik dengan Muslim. Ia menyukai kedatangan pasukan muslim dari pada
bangsa Byzantium yang menekanya. Pasukan Muslim memberikan bantuan dan
memberikan kebebasan kepada semua Ortodoks Syiria untuk menggunakan gereja
mereka, festival perayaan dan prosesi pemakaman. Bahkan, mengiziankan mereka
membangun biara dan gereja baru. hal serupa juga dirasakan oleh tawanan dari
cina yaitu Tu Han yang dibawa ke Irak sebelum dikembalikan ke Cina. Ia kagum
dengan pakaian muslimah yang menggunakan cadar, melakukan ibadah 5 kali sehari
dan berpuasa. Kemudian, mereka menerapkan hukum islam daan ketika wafat
dikuburkan secara sederhana. Negeri mereka adalah pusat alam semesta dimana
begitu banyak barang murah dan membangun penginapa seperti di cina, mereka juga
menggunakan jasmine dan myrrh sebagai wewangian. Pada tahun 762
ia dikembalikan diizinkan kembali kerumahnya. Hal ini menggambarkan kematangan
peradaban islam dalam segala hal terutama di bidang spiritual.
Respon orang yahudi di Timur tengah mengalami peningkatan kondisi mereka
ketika ditalkukan oleh pasukan muslim. Hal ini dikarenakan dimasa akhir
pemerintahan Byzantium di Syiria, mereka merasa tertindas dan tersiksa oleh
mereka. Ketika datang penindas baru, mereka merasakan perbedaan di antara para
penakluk ini.
Dari berbagai respon diatas menggambarkan emosional dari berbagai pihak. Terdapat pihak yang pro dan kontra di dalam futuhat muslim, namun yang menjadi garis besarnya negara yang di taklukan oleh pasukan muslim dapat berkembang pesat tanpa ada kemerosotan yang dirasakan mereka ketika dikuasai Imperium Byzantium atau Persia. Agama dan kehidupan mereka dijamin oleh negara bahkan memakmurkan negara tersebut.
Daftar Pustaka
Hugh Kennedy.
2015, Penaklukan Muslim Yang Mengubah Dunia, Ciputat: Pustaka Alvabet
Komentar
Posting Komentar